I. I. PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya
selalu berinteraksi dengan masyarakat, manusia selama hidupnya tidak pernah
hidup sendiri tetapi selalu berada dalam
lingkungan sosial yang berbeda-beda satu sama lainnya. Lingkungan sosial adalah
suatu bagian dari suatu lingkungan hidup yang terdiri atas antar hubungan
individu dan kelompok dan pola-pola organisasi serta segala aspek yang ada
dalam masyarakat yang lebih luas di mana lingkungan sosial tersebut merupakan
bagian daripadanya.
Kumpulan individu dan pola perilakunya dalam
masyarakat yang membentuk kesatuan atau kelompok sosial dalam masyarakt di
sebut sebagai struktur sosial, secara harfiah struktur sosial dapat diartikan
sebagai susunan atau bentuk. Dalam kelompok sosial struktur sosial tidak harus
berbentuk fisik, susunannya pun bisa berbentuk
horizontal dan vertical.
II.
II. RUMUSAN
MASALAH
A. Elemen
struktur sosial
B. Interaksi
sosial
C. Realitas
sosial
III.
III. PEMBAHASAN
A. Elemen
Struktur sosial
Interaksi sosial
terjadi dalam struktur sosial, termasuk interaksi untuk merumuskan ulang
realitas sosial. Untuk tujuan pembelajaran, elemen struktur sosial dibagi menjadi
lima elemen, yaitu status, peran sosial, kelompok, jaringan sosial dan lembaga
sosial. Elemen-elemen tersebut membentuk struktur sosial, seperti pondasi,
tembok, dan langit-langit yang membentuk sebuah struktur bangunan.
·
Status
Kita biasanya berfikir “status” seseorang sebagai
hal yang terkait pada pengaruh, kekayaan, dan ketenaran. Namun, sosiolog
menggunakan istilah status untuk merujuk pada salah satu dari banyak posisi
sosial dalam kelompok yang lebih besar atau masyarakat dari yang terendah
sampai yang tertinggi.dalam masyarakat, seseorang dapat berperan sebagai
presiden Amerika Serikat, pemetik buah, anak laki-laki atau anak perempun, pemain
bola, remaja, tukang gigi ataupun tetangga. Seseorang dapat memiliki sejumlah
status pada saat yang bersamaan.
Status utama setiap orang memiliki
banyak status yang berbeda dan terkadang saling bertentangan; beberapa orang mungkin menunjukkan posisi
sosial yang tinggi ataupun yang rendah. Menurut sosiolog Everett Hughes (1945),
masyarakat berhadapan pada inkonsistensi degan menyetujui bahwa status tertentu
lebih penting daripada yag lain. Status Utama (master status) adalah status
yang mendominasi yang lain sehigga menentukan posisi seseorang dalam
masyarakat.
·
Peran sosial
Peran sosial (role conflict) adalah serangkaian
harapan dari orang ketika menduduki suatu posisi atau status sosial tertentu.
Kemudian, di Amerika Serikat, kita mengharap bahwa setiap sopir taksi
mengetahui setiap sudut kota, setiap resepsionis andal menerima telepon, dan
setiap polisi akan segera mengambil tindakan ketika melihat seorang warga yang
terancam. Pada setiap status sosial yang berbeda sampai baik itu status yang
terberikan maupun status yang tercapai
sampai muncullah harapan akan peran-peran tertentu. Namun, pada kenyataanya,
hal itu dapat bervariasi pada setiap individu.
·
Kelompok
Dalam sosiologi, kelompok (group) adalah sejumlah
orang dengan norma-norma, nilai-nilai, dan harapan-harapan yang sama yang
saling berinteraksi secara teratur.
Misalnya anggota tim basket perempuan, karyawan rumah sakit, rumah
ibadat, atau orkes simfoni merupakan kelompok. Namun, penduduk di pinggiran
kota tidak dapat disebut kelompok karena mereka jarang sekali berinteraksi satu
sama lain.
·
Lembaga sosial
Media massa, pemeritah, ekonomi, keluarga dan
sistemlayanan kesehatn adalah beberapa contoh lembaga sosial yang ada dalam
masyarakat. Lembaga sosial (social intitutions) adalah pola-pola keyakinan dan
perilaku yang terorganisasi berdasarkan kebutuhan sosial tertentu, seperti
regenerasi (keluarga) dan menjaga ketertiban (pemerintah).
Dengan melihat jeli pada lembaga sosial, seorang
sosiolog mendapatkan pandangan tentang struktur yang ada dalam sebuah
masyarakat.
Perspektif
Fungsionalis salah satu cara untuk memahami lembaga sosial adalah
melihat bagaimana mereka memahami fungsi-fungsi pentingnya. Antropolog David F.
Aberle dan kolega (1950) serta sosiologRaymond Mack dan Calvin Bradford (1979)
telah mengidentifikasi lima tugas utama atau prasyarat fungsional yang harus
dipenuhi oleh suatu masyarakat atau kelompok sosial jika mereka ingin bertahan.
1.
Regenerasi
2.
Melatih
anggota baru
3.
Memproduksi
serta mendistribusikan barang dan jasa
4.
Menjaga
ketertiban
5.
Menyediakan
dan memelihara tujuan
Perspektif
konflik dari perspektif konflik,
pengorganisasian dari lembaga-lembaga sosial yag ada sekarang bukanlah tidak
sengaja. Lembaga-lembaga utama, seperti pendidikan, membantu memelihara
keistimewaan individu dan kelompok yang kuat dalam masyarakat, sekaligus
berkontribusi pada ketidakberdayaan bagi yang lain.
Perspektif interaksionis lembaga-lembaga sosial
memengaruhi perilaku sehari-hari kita, baik ketika kita mengendarai mobil di jalan
maupun mengantri di tempat belanja.
·
Jejaring sosial
Serangkaian hubungan sosial yang menghubungkan
seseorang dengan orang lain secara langsung, dan menghubungkan pada orang lain
lagi secara tidak langsung.
Jejaring sosial dapat berpusat pada hampir segala
aktivitas, mulai dari berbagai informasi pekerjaan ke pertukaran berita dan
gosip.[1]
B. Interaksi
Sosial
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia.[2]
Apabila ada dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka
saling menegur, berjabat tangan, saling
berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu
merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu
muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar
tanda-tanda,interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan
adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun
syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Suatu interaksi sosial
akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :[3]
1. Adanya
kontak sosial (social-contact)
Suatu
kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya
komunikasi
Yaitu
seseorang member arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang
ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Kontak
sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk:[4]
1. Adanya
orang perorangan
2. Adanya
orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
3. Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Berlangsungnya suatu
proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain faktor imitasi,
sugesti, identifikasi dan simpati.
Faktor
tersebut merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya
proses interaksi sosial, walaupun dalam kenyataannya proses tadi memang sangat
kompleks, sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor
tersebut.[5]
Akan tetapi, dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat,
walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan
simpati yang secara relatif agak lebih lambat proses berlangsungnya. Interaksi
individu dengan Lingkungan kelompok, misalnya Konformitas.[6]
C. Realitas
Sosial
Realitas sosial merupakan kenyataan
yang dapat kita lihat sebagai bentuk dari adanya hubungan antara manusia yang
satu dengan manusia yang lain. Sosiologi dalam perkembangannya mampu
menghasilkan pemikir yang senantiasa kritis terhadap realitas sosial.
Kekritisan ini dituangkan dalam bentuk analisis dan evaluasi terhadap
permasalahan yang timbul dalam realitas sosial, misalnya seorang sosiolog yang
mengkaji tentang terjadinya kemiskinan di suatu tempat kemudian mampu untuk
menemukan analisis yang tepat serta langkah yang harus dilakukan untuk
mengatasi kemiskinan tersebut.
Untuk dapat menemukan analisis yang
tepat dalam mengkaji realitas sosial, sosiologi tidak memandang sebuah kejadian
hanya berdasarkan yang nampak saja melainkan sampai ke bagian fakta-fakta yang
tersembunyi di balik fenomena sosial.
Bentuk-bentuk
konsep realitas sosial dalam sosiologi:
1. Konsep
Keluarga
Keluarga berasal dari dua kata yakni kawula dan warga.
Kawula berarti mengabdi dan warga berarti anggota. Keluarga bisa diartikan
sebagai satuan sosial terkecil yang terikat berdasarkan pengabdian, ikatan
darah, ikatan perkawinan, adopsi dan kasih sayang. Adapun yang termasuk anggota
keluarga antara lain suami, istri dan anak-anak. Nah, anggota keluarga tersebut
saling berinteraksi sesuai peranannya masing-masing sehingga mampu menghasilkan
sebuah budaya baru atau melestarikan budaya.
Paul B. Horton dan Chester L Hunt (1996) menjelaskan
tentang beberapa fungsi keluarga yakni sebagai fungsi pengaturan seksual antara
suami-istri, fungsi reproduksi dimana seorang suami-istri dapat memiliki
keturunan, fungsi sosialisasi akan nilai dan norma sosial terutama pada anak,
fungsi afeksi yang saling memenuhi kebutuhan kasih sayang kepada sesama anggota
keluarga, fungsi penentuan status anak yang lahir di dalam sebuah keluarga,
memberi perlindungan fisik, ekonomis, psikologis serta menciptakan keamanan
bagi anggotanya.
2. Konsep
Masyarakat
Merupakan salah satu hal yang dikaji dalam ilmu
pengetahuan sosiologi namun dalam sosiologi sendiri, istilah masyarakat
mendapat penafsiran yang beragam di antara para ahli, diantaranya:
a. Koentjaraningrat (1985) menjelaskan bahwa masyarakat merupakan
kesatuan hidup manusia yang melakukan interaksi menurut suatu sistem
adat-istiadat tertentu dimana memiliki sifat kontinu serta terikat oleh rasa
identitas bersama.
b. Ralph Linton seperti yang dikutip oleh Soerjono Soekanto
(1989) menafsirkan bahwa masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan
dirinya sebagai sebuah kesatuan dengan batas-batas tertentu.
c. Paul B. Horton berpendapat bahwa masyarakat merupakan sekumpulan
manusia yang secara relatif hidup mandiri bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, mendiami suatu wilayah tertentu, berkebudayaan yang sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
Dari
pendapat tiga ahli di atas, ada beberapa unsur pokok dalam masyarakat yang bisa
kita ambil yaitu:
- Harus ada kelompok atau manusia yang hidup bersama,
- Adanya pergaulan yang sudah terjalin dalam waktu yang lama,
- Adanya aturan yang mengatur kelompok tersebut,
- Adanya kesadaran di kelompok tersebut bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
- Terciptanya sebuah kebudayaan,
- Mendiami wilayah tertentu.
3. Organisasi
Sosial atau Kelompok Sosial atau Asosiasi
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang
dilandasi oleh adanya kesamaan kepentingan. Kesamaan kepentingan dalam hal ini
misalnya kesamaan ideologi, kesaaman hobi, kesamaan dalam tujuan ekonomi dan
sebagainya. Banyak aktivitas sosial yang terjadi di sebuah organisasi sosial
atau kelompok sosial. Di dalamnya terdapat perilaku yang saling terkait, lebih
tertata, terorganisasi dan kerja sama yang baik antara individu sesuai dengan
peranan masing-masing untuk mencapai sebuah tujuan tertentu atau kepentingan
tertentu. Jadi disebuah organisasi sosial ini terdapat unsur-unsur pokok
seperti kelompok, peranan, lembaga sosial dan kelas sosial.
Perkumpulan dan kelompok memiliki makna yang berbeda. Koentjaraningrat
(1985) menjelaskan bahwa istilah perkumpulan sama dengan asosiasi dimana
dasar organisasinya yaitu organisasi buatan. Sedangkan istilah kelompok samakna
dengan grup dimana dasar organisasinya yaitu adat atau tradisi.
Namun dalam
kehidupan sehari-hari seringkali kita mencampuradukan makna sehingga tak jarang
menuai kekacauan istilah.
4. Komunitas
Sosial
Komunitas merupakan kesatuan sosial yang didasari oleh
lokalitas. Hal inilah yang menyebabkan sebuah komunitas memiliki hubungan yang
sangat erat antar anggotanya akibat dari adanya kesatuan tempat tinggal.
Mengapa? karena adanya kesatuan tempat tinggal menyebabkan intensitas interaksi
antar anggotanya lebih banyak daripada orang lain yang ada di luar komunitas
atau di luar dari wilayah komunitas tersebut sehingga rasa solidaritas akan
muncul dengan sendirinya. Selain didasari oleh adanya kesatuan tempat dan rasa
solidaritas yang tinggi, sebuah komunitas sosial juga dibangun oleh faktor rasa
saling membutuhkan dan kepercayaan bahwa tempat dimana mereka tinggal dapat
memberikan kehidupan bagi penghuninya. Nah, perasaan seperti ini dinamakan
sebagai sentimen komunitas atau community sentiment. Adapun unsur-unsur dari
sentimen komunitas yakni unsur seperasaan, unsur sepenanggungan dan unsur
saling memerlukan.
5. Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan kesatuan sosial yang didasari
adanya kesadaran akan kesatuan asal-usul dan budaya. Kesadaran itu tumbuh salah
satunya disebabkan oleh adanya kesatuan bahasa. Bahasa merupakan unsur penting
dalam interaksi sosial sehingga mampu menghimpun kelompok-kelompok yang
tersebar menjadi terkumpul. Misalnya, kita bisa menjalin hubungan yang lebih
dekat dengan orang asing lantaran mampu berkomunikasi dengan baik. Di Indonesia
sendiri terdapat berbagai macam suku dengan bahasa yang berbeda namun bisa
disatukan dengan bahasa Indonesia. Itulah makanya bahasa Indonesia dinamakan
juga sebagai bahasa persatuan.[7]
IV.
IV. KESIMPULAN
Elemen struktur sosial
dibagi menjadi lima elemen, yaitu status, peran sosial, kelompok, jaringan
sosial dan lembaga sosial.
Interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia.
Syarat Interaksi
sosial:
1. Adanya
kontak sosial
2. Adanya
komunikasi
Kontak
sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk:
1. Adanya
orang perorangan
2. Adanya
orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
3. Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Realitas
sosial merupakan kenyataan yang dapat kita lihat sebagai bentuk dari adanya
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Bentuk-bentuk
konsep realitas sosial:
1.
Konsep keluarga
2.
Konsep masyarakat
3. Organisasi Sosial atau Kelompok Sosial atau Asosiasi
4.
Komunitas sosial
5.
Suku bangsa
V.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah
yang saya buat. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan dan apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
penyampaiannya, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi para penulis pada khususnya.
Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Yesmil dan Adang. 2013. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: PT Refika Aditama
Gerungan. 2004. Psikologi
Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Shaefer, Richard T. 2012. Sosiologi. Jakarta
Selatan: Salemba Humanika
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
http://www.siswapedia.com/konsep-konsep-realitas-sosial/, diakses pada tanggal19 maret 2015 pukul 04.40
Komentar
Posting Komentar