Mantu Poci

Salah satu yang menjadi khas tegal adalah Teh Poci Tegal. Sehingga muncul kebudayaan yang unik yaitu, mantu poci .Mantu poci  adalah sala satu kebudayaan di wilayah Tegal, dengan acara inti melangsungkan pesta perkawinan antara sepasang poci tanah yang berukuran raksasa dengan memadukan antara unsur bunyi seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Mantu poci pada umumnya diselenggarakan oleh pasangan suami istri yang telah lama rumah tangga namun belum juga dikaruniai keturunan. Biasanya mantu poci dilaksanakan setelah lebaran atau di bulan syawal. Seperti layaknya pesta perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan dan beraneka pementasan untuk menghibur para tamu undangan yang hadir. Tak lupa pula, di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan yang berbentuk rumah.
Awalnya tradisi tersebut digelar untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki keturunan dan berkeinginan untuk mengadakan syukuran seperti nikahan. Selain sebagai harapan agar pasangan suami isteri segera mendapatkan keturunan, mantu poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang tua yang telah berhasil membesarkan putra/I mereka, kmudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara yang relasi.
Untuk mantu poci yang punya hajat menyediakan dua poci dan dihias seperti wanita dan pria. Poci pria diberi topi, dan poci wanita diberi melati dan janur kuning sebagai lambing wanita. Kedua poci tersebut diarak keliling desa dan ditempatkan di kursi yang telah di hias. Tradisi ini termasuk budaya yang mendukung dalam mencapai tujuan hidup. Karena tujuan dari pernikahan selain untuk memenuhi tuntunan naluri manusia yang asasi adalah untuk memperoleh keturunan bagi pasangan suami isteri, karena bagi suami isteri rasanya belum utuh suatu keluarga jika belum mempunyai keturunan.
Mantu poci biasanya diiringi dengan balo-balo, yaitu music tradisional khas Tegal. Balo-balo berasal dari kata “bolo-bolo” yang berarti kawan-kawan. Yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antarwarga yang lebih baik. Dari syair dan lakon yang dipentaskan, masyarakat dapat memperoleh pelajaran penting, baik tentang lingkungan sekitar, keamanan maupun budi pekerti. Lantunan syair yang dituturkan para lakon menggunakan dialek Tegal “deles” yang berarti asli/murni, tanpa ada unsur bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, sehingga kerap membuat para penonton berkesima.
Tradisi mantu poci memadukan antara unsur bunyi/musik seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Perpaduan musik rebana, kendang, gending slendro, bass serta gitar terdengar mengalun rancak mengiringi syari puja, puji, kritik, serta guyon wangsalan khas Tegal dalam kesenian balo-balo yang merupakan kesenian khas Tegal. Tawa riang dan riuh tepuk tangan penonton sesekali pecah di tengah alunan musik gending-gending tegalan yang dinamis ditambah tabuhan kendang jawa dan petikan bass mengiringi lantunan syair para pemain membuat pertunjukan kesenian balo-balo semakin meriah.



Komentar